Minggu, 12 Juli 2015

Pemberdayaan Masyarakat melalui TBM

Oleh: Gita Rizki Hastari

            Era globalisasi membutuhkan solusi. Banyaknya informasi yang hadir ditengah-tengah masyarakat memaksa kita untuk terus mengikuti perkembangan informasi yang ada. Masyarakat, lembaga pemerintah atau sosial yang sadar akan perkembangan informasi, berinisiatif menyediakan sumber informasi yang semakin membludak. Salah satunya dengan membangun taman bacaan masyarakat.
Taman bacaan masyarakat (selanjutnya disingkat dengan TBM) merupakan lembaga yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat dan diperuntukan untuk masyarakat. Saat ini, banyak masyarakat yang sadar dan mulai membangun TBM guna menyediakan informasi untuk masyarakat sekitar.
Hal itu tidak luput dengan tujuan peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang menjelaskan bahwa salah satu tujuan didirikannya TBM selain menyediakan informasi juga menjadikan masyarakat gemar membaca. Selain itu, dijelaskan juga bahwa mencerdaskan kehidupan masyarakat dan menumbuhkan daya kreasi masyarakat termasuk tujuan pendirian TBM.
            Bukan hanya menyediakan informasi saja, namun TBM dapat juga melakukan pemberdayaan masyarakat, seperti tujuan didirikannya TBM, yaitu menumbuhkan daya kreasi masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud disini merupakan upaya memberikan wewenang dan kepercayaan kepada setiap individu, serta mendorong mereka untuk terus kreatif dan inovatif.
            Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pihak TBM bisa seperti memberikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat, misalnya ilmu ternak lele, memasak, menanam cabai, menjahit dan lain sebagainya. Namun selain ilmu-ilmu tersebut, pihak TBM juga bisa memberikan ilmu literasi, guna meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Apabila ilmu literasi tersebut dipelajari secara rutin, ilmu tersebut akan menuntun kita untuk menjadi orang yang sukses.
            Salah satu TBM yang sukses melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program literasi adalah TBM Rumah Dunia. Bagi sebagian orang, nama Rumah Dunia mungkin sudah tidak asing lagi didengar. TBM Rumah Dunia ini didirikan oleh sepasang suami istri: Gol A Ging dan Tias Tatanka, beserta teman-temannya: Toto ST Radik, Rys Revolta (alm), Maulana Wahid Fauzi dan Andi ST Trisahadi.
            Rumah Dunia berdiri pada tahun 2000. Dulunya hanya memakai halaman belakang rumah Gol A Gong seluas 1000 . Kemudian diresmikan pada tahun 3 Maret 2002, sampai akhirnya sekarang Rumah Dunia berlindung di lini sosial Yayasan Pena Dunia. Kini, Rumah Dunia sudah berdiri diatas tanah 3000
            Berdasarkan hasil penelitian, Rumah Dunia mempunyai enam usaha yang dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat melalui program literasi. Enam program tersebut yaitu kelas menulis Rumah Dunia, citizen journalism, Gong travelling, pertunjukkan teater, bedah buku dan ode kampung.
            Jika dipahami lebih dalam lagi, literasi bukan hanya kegiatan membaca dan menulis saja. Tapi apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka dari kemampuan membaca dan menulis tersebut bisa menciptakan sebuah karya. Seperti halnya program unggulan Rumah Dunia, yaitu kelas menulis Rumah Dunia (selanjutnya disingkat dengan KMRD).
KMRD hingga saat ini telah mencapai pada angkatan 25. Dimana pada sebagian peserta yang secara serius belajar setiap pertemuannya, maka dia akan merasakan perubahan kemampuan menulis pada dirinya. Dari situ, pemberdayaan masyarakat dilakukan. Pemberdayaan masyarakat dengan program literasi merupakan cara Gol A Gong dan relawan Rumah Dunia untuk melakukan perubahan. Perubahan pun kini mulai dirasakan oleh masyarakat, seperti masyarakat yang sebelumnya kurang peduli terhadap pendidikan, kini sudah banyak masyarakat yang sangat peduli akan pentingnya pendidikan.
Namun itu semua tidak luput dari kendala yang dihadapi oleh TBM Rumah Dunia dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Perbedaan karakter yang datang setiap tahunnya menuntut Gol A Gong dan para relawan untuk terus merubahnya, dari yang kurang baik menuju lebih baik.
Selain itu, fasilitas sarana dan prasarana yang masih dirasa kurang memadai, menuntut Gol A Gong untuk terus memperbaikinya. Caranya yaitu dengan menerbitkan buku, nantinya royalty dari hasil penjualan buku tersebut akan disumbangkan untuk membangun fasilitas di Rumah Dunia.
Hal yang dilakukan oleh Gol A Gong dalam pemberdayaan masyarakat melalui program literasi sangat luar biasa. Diharapkan masyarakat lain ikut membantu dalam melakukan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Rumah Dunia. Kelak nanti bukan hanya Rumah Dunia saja yang dapat melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program literasi. Namun TBM yang lain pun dapat melaksanakan apa yang sudah dilakukan oleh Rumah Dunia.

Gita Rizki Hastari
Mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Jakarta
(pernah dimuat di harian Radar Banten)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar