Oleh:
Gita Rizki Hastari
Era globalisasi membutuhkan solusi.
Banyaknya informasi yang hadir ditengah-tengah masyarakat memaksa kita untuk
terus mengikuti perkembangan informasi yang ada. Masyarakat, lembaga pemerintah
atau sosial yang sadar akan perkembangan informasi, berinisiatif menyediakan
sumber informasi yang semakin membludak.
Salah satunya dengan membangun taman bacaan masyarakat.
Taman
bacaan masyarakat (selanjutnya disingkat dengan TBM) merupakan lembaga yang
dibangun secara swadaya oleh masyarakat dan diperuntukan untuk masyarakat. Saat
ini, banyak masyarakat yang sadar dan mulai membangun TBM guna menyediakan
informasi untuk masyarakat sekitar.
Hal
itu tidak luput dengan tujuan peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang
menjelaskan bahwa salah satu tujuan didirikannya TBM selain menyediakan
informasi juga menjadikan masyarakat gemar membaca. Selain itu, dijelaskan juga
bahwa mencerdaskan kehidupan masyarakat dan menumbuhkan daya kreasi masyarakat
termasuk tujuan pendirian TBM.
Bukan hanya menyediakan informasi
saja, namun TBM dapat juga melakukan pemberdayaan masyarakat, seperti tujuan
didirikannya TBM, yaitu menumbuhkan daya kreasi masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat yang dimaksud disini merupakan upaya memberikan wewenang dan
kepercayaan kepada setiap individu, serta mendorong mereka untuk terus kreatif
dan inovatif.
Pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan oleh pihak TBM bisa seperti memberikan ilmu pengetahuan kepada
masyarakat, misalnya ilmu ternak lele, memasak, menanam cabai, menjahit dan lain
sebagainya. Namun selain ilmu-ilmu tersebut, pihak TBM juga bisa memberikan
ilmu literasi, guna meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Apabila ilmu
literasi tersebut dipelajari secara rutin, ilmu tersebut akan menuntun kita
untuk menjadi orang yang sukses.
Salah satu TBM yang sukses melakukan
pemberdayaan masyarakat melalui program literasi adalah TBM Rumah Dunia. Bagi
sebagian orang, nama Rumah Dunia mungkin sudah tidak asing lagi didengar. TBM
Rumah Dunia ini didirikan oleh sepasang suami istri: Gol A Ging dan Tias
Tatanka, beserta teman-temannya: Toto ST Radik, Rys Revolta (alm), Maulana
Wahid Fauzi dan Andi ST Trisahadi.
Rumah Dunia berdiri pada tahun 2000.
Dulunya hanya memakai halaman belakang rumah Gol A Gong seluas 1000
.
Kemudian diresmikan pada tahun 3 Maret 2002, sampai akhirnya sekarang Rumah
Dunia berlindung di lini sosial Yayasan Pena Dunia. Kini, Rumah Dunia sudah
berdiri diatas tanah 3000 


Berdasarkan hasil penelitian, Rumah
Dunia mempunyai enam usaha yang dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat melalui
program literasi. Enam program tersebut yaitu kelas menulis Rumah Dunia, citizen journalism, Gong travelling, pertunjukkan teater, bedah
buku dan ode kampung.
Jika dipahami lebih dalam lagi,
literasi bukan hanya kegiatan membaca dan menulis saja. Tapi apabila dilakukan
dengan sungguh-sungguh, maka dari kemampuan membaca dan menulis tersebut bisa
menciptakan sebuah karya. Seperti halnya program unggulan Rumah Dunia, yaitu
kelas menulis Rumah Dunia (selanjutnya disingkat dengan KMRD).
KMRD
hingga saat ini telah mencapai pada angkatan 25. Dimana pada sebagian peserta
yang secara serius belajar setiap pertemuannya, maka dia akan merasakan
perubahan kemampuan menulis pada dirinya. Dari situ, pemberdayaan masyarakat
dilakukan. Pemberdayaan masyarakat dengan program literasi merupakan cara Gol A
Gong dan relawan Rumah Dunia untuk melakukan perubahan. Perubahan pun kini
mulai dirasakan oleh masyarakat, seperti masyarakat yang sebelumnya kurang peduli
terhadap pendidikan, kini sudah banyak masyarakat yang sangat peduli akan
pentingnya pendidikan.
Namun
itu semua tidak luput dari kendala yang dihadapi oleh TBM Rumah Dunia dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat. Perbedaan karakter yang datang setiap
tahunnya menuntut Gol A Gong dan para relawan untuk terus merubahnya, dari yang
kurang baik menuju lebih baik.
Selain
itu, fasilitas sarana dan prasarana yang masih dirasa kurang memadai, menuntut
Gol A Gong untuk terus memperbaikinya. Caranya yaitu dengan menerbitkan buku,
nantinya royalty dari hasil penjualan
buku tersebut akan disumbangkan untuk membangun fasilitas di Rumah Dunia.
Hal
yang dilakukan oleh Gol A Gong dalam pemberdayaan masyarakat melalui program
literasi sangat luar biasa. Diharapkan masyarakat lain ikut membantu dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Rumah Dunia. Kelak nanti
bukan hanya Rumah Dunia saja yang dapat melakukan pemberdayaan masyarakat
melalui program literasi. Namun TBM yang lain pun dapat melaksanakan apa yang
sudah dilakukan oleh Rumah Dunia.
Gita
Rizki Hastari
Mahasiswa
jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN
Jakarta
(pernah dimuat di harian Radar Banten)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar