Minggu, 17 Januari 2016

Dilan, Aku mencintaimu. Sisanya terserah engkau!





Judul Novel        : Dilan#2
Penulis                : Pidi Baiq
Penerbit              : Mizan
ISBN                 : 978-602-7870-99-4
Harga                 :

                Saya memang belum membaca kisah Dilan dan Milea di buku pertama. Namun ketika membaca kisah mereka di buku kedua ini, saya bagaikan melihat kisah mereka secara langsung. Dilan, seorang anggota geng motor yang nakal dan sering ikut berantem. Namun di sisi lain dia selalu mendapat juara kelas atau menimal peringkat ke dua yang membuat Bundanya bangga.
                Milea selalu terhibur akan sikap Dilan. Dilan selalu punya seribu satu cara untuk menghibur Milea ketika sedih. Milea begitu mencintai Dilan, sangat mencintainya. Bahkan ketika Milea mengancam Dilan untuk putus kalau dia ikut menghajar seseorang, dia sebenarnya tidak ingin kalau hal itu terjadi. Milea hanya takut kalau Dilan, orang yang sangat dia cintai, takut terluka atau sampai terbunuh.
                “Aku terpaksa mutusin kamu, biar kamu tau aku serius kalau aku gak suka kamu ikut-ikutan geng motor!” (hlm. 310)
                Sampai akhirnya Bunda mendapat kabar kalau Dilan dan Anhar akan dipecat dari sekolah. Masalahnya sepele,  karena Anhar menampar Milea, kemudian Dilan tidak terima, kemudian Dilan membalas memukul Anhar. Kejadian itu tidak berakhir sampai di situ saja. Agen CIA, yang ternyata salah satu anggotanya adalah kakaknya Anhar, tiba-tiba datang ke sekolah dan memukul Dilan. Merasa tidak terima akan hal itu, malam harinya Dilan berniat untuk balas dendam. Namun hal itu diketahui oleh Milea. Dan situlah Milea datang bersama Yugo dan mengancam untuk putus kalau Dilan benar-benar akan membalas dendam.
Kerenggangan hubungan Dilan dengan Milea semakin menjadi ketika mereka mendapat kabar bahwa Akew meninggal. Milea berpikir bahwa penyebab meninggalnya Akew pasti ada sangkut pautnya dengan geng motor. Disitu, sekali lagi, Milea memohon kepada Dilan untuk tidak usah ikut-ikutan geng motor lagi. Namun Dilan menolak.
                               
                Lalu bagaimana dengan Dilan yang akan di pecat dari sekolah?
Bagaimana hubungan Dilan dan Milea? Masihkah Milea tetap mencintai Dilan setelah Dilan tidak mendengarkan apa yang dikatakannya?

Membaca buku ini benar-benar berhasil membuat saya membayangkan apa yang sedang terjadi. Dengan gaya bahasa yang sangat mudah di cerna, membuat siapa pun gampang memahami maksud dari isi cerita yang disampaikan. Dari gaya Dilan bercanda, dialog-dialog antara Dilan dan Milea, kedekatan Milea dengan Bunda bahkan tentang perasaan Milea dengan Dilan. Pasti yang membaca buku ini (terutama cewek) membayangkan “siapa sih sosok Dilan sebenarnya.”Oh Dilan… Mengapa kau menyia-nyiakan Milea yang sudah jelas mencintaimu? ?

Aku mencintaimu, biarlah, ini urusanku. Bagaimana engkau kepadaku, terserah, itu urusanmu! (hlm. 343)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar