Gue nggak tahu ini
namanya apa. Sinopsis atau bukan.
Tapi gue nyoba ngulas
isi dari buku Raditya Dika yang terbaru, Koala Kumal. Intinya buku ini membahas
soal ‘patah hati’ yang dialami oleh Raditya Dika sendiri.
Ada bab yang bikin gue
teringat sama sosok mantan ‘patah hati terhebat.’
Pada bab itu, rasanya
gue seperti flashback pada kejadian
sembilan bulan yang lalu. Ketika gue diputusin
oleh mantan di rumah orang tua gue sendiri saat lebaran. Tragis!
Pada bagian ‘patah hati
terhebat’ disini gue menangkap inti cerita bahwa patah hati bisa mengubah sudut
pandang kita tentang cinta. Ya, patah hati bisa membuat kita trauma untuk jatuh
cinta dan nggak pacaran lagi atau bisa juga nggak terlalu hebat tapi dia jadi
nggak gampang percaya lagi sama orang. Pastinya jelas ada yang berubah.
Begitu pun gue, patah
hati yang terakhir ini membuat gue sempat berpikir untuk tidak pacaran lagi
atau simplenya gue nggak mau percaya
gitu aja sama orang.
Gue lupa kata-kata ini
ada dibagian mana “perlu berapa kali
diselingkuhi agar kita kuat menghadapi patah hati?” Setiap pertemuan
pastinya ada perpisahan. Namun di mana kita bisa menemui perpisahan yang
bentuknya menyenangkan? Pastinya akan meninggalkan duka.
“Setiap
orang pasti mengalami patah hati yang mengubah cara pandangnya dia terhadap
cinta seumur hidupnya.” Ketika seseorang mengalami patah
hati, rasanya seperti ada bagian dari hidupnya yang telah dicabut secara
permanen dan harus bisa merelakannya. Banyak orang yang berkata “ikhlaskan.”
Mungkin bagi mereka terdengar gampang, namun untuk kita yang menjalaninya itu
butuh waktu yang tidak singkat. Untuk sembuh dari patah hati, tentunya ada
waktu yang harus kita lewati. Merangkak sedikit demi sedikit hingga akhirnya
kita bisa berdiri dan berlari. Kita harus bisa menghapus luka itu dan tentunya
mengambil pelajaran darinya.
Meskipun kita kembali dengan
seseorang dari masa lalu, pasti akan ada sesuatu yang akan berbeda, semuanya
tak akan pernah sama seperti saat dulu kalian pernah bersama. “Dan aku yang sekarang nggak mau dengan kamu
yang sekarang.” (Hal 246)
Begitulah cinta dan
patah hati. Susah ditebak. Bagi seseorang yang tidak pernah mengalaminya, pasti
akan menyepelakan dan menganggap kita lemah. Namun percayalah ada istilah untuk
orang yang sudah pernah merasakan patah hati ‘dewasa.’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar