Rabu, 16 Maret 2016

Orang Tua Cerdas


             
 Foto: Anak-anak di SDN Kamalaka Serang




            Setiap orang pastinya akan mengalami fase kehidupan seperti ini: bayi, anak-anak, remaja, dewasa, menjadi orang tua, mempunyai cucu dan cicit.
            Nah untuk kali ini saya akan sedikit membahas fase kehidupan ketika kita menjadi orang tua. Meskipun saya masih unyu-unyu seperti ini, tapi entah kenapa suka GEMESH kalau melihat orang tua yang nggak peduli terhadap anaknya.
            Fenomena seperti ini sering saya lihat, entah itu di televisi atau pun pada kehidupan nyata. Aah… Mengapa mereka bisa setega ini terhadap anak yang sejatinya Allah titipkan. Dan kenapa juga saya bisa gemesh sendiri kalau melihat orang tua yang masa bodo amat sama anaknya?

            Padahal sejatinya Allah telah mengatur segalanya, termasuk perihal tentang anak sebagaimana pada Q.S Ali Imran: 35 “(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apabila (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu). Sungguh Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
            Berdasarkan ayat diatas, dapat kita lihat Istri Imran begitu berharap bahwa anaknya bisa menjadi hamba yang mengabdi. Dijelaskan pula pada ayat berikutnya bahwa dia memohon kepada Allah untuk melindungi anak dan cucunya dari gangguan setan yang terkutuk.
            Bila pada zaman Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam saja sudah turun ayat yang menjelaskan tentang menyayangi anak, lalu mengapa pada zaman sekarang masih ada saja orang tua yang sama sekali nggak peduli terhadap anaknya?
***
            Ayolah para orang tua, buka mata, pikiran dan hati kalian!
            Gagal menjadi pengusaha itu nggak masalah, bisa diulang dan dicoba lagi. Tapi kalau gagal dalam mendidik anak bagaimana? Apa bisa diulang? Tentu nggak! Dan mungkin penyesalannya akan seumur hidup.
            Mengapa demikian? Sejatinya, anak-anak kita adalah asset masa depan kita. Indikator keberhasilan anak bukan dinilai berdasarkan sudah seberapa kaya, sudah sehebat apa, sudah menjadi apa atau lainnya yang mengedepankan materi yang begitu melenakan. Bukan!
            Orang tua yang paham betul terhadap agama, tentu akan mengajarkan anaknya untuk mendahulukan syariat daripada duniawi. Orang tua tentu tidak akan melakukan hal-hal yang bisa membuat psikologi anak jadi tertekan. Mereka akan berusaha untuk selalu menjaga dan menyenangkan hati anaknya, mengajarkan anak-anak untuk menjadi anak yang sholeh dan sholehah karena kelak mereka berharap jika mereka telah tiada, doa dari anak sholeh-lah yang tidak akan putus.

            Sebagaimana hadist berikut “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim No. 1631)

            Tentunya jika orang tua mengerti, maka sebisa mungkin mereka akan mendidk anak-anaknya untuk menjadi anak yang sholeh. Dan untuk para ibu, nggak usah ragu-ragu untuk berhenti bekerja dan mendidik anak-anak. Karena anak yang cerdas lahir dari ibu yang cerdas.

            *Aih… Ngomong apa gue ini. Hahaha
            Oke lanjut!
            Jadi buat para orang tua, ayo jangan sia-siakan anak yang sudah Allah titipkan. Jaga dan didik mereka supaya mereka bisa menjadi anak yang dibanggakan orang tua, dan tentunya jadi anak yang sholeh.
            Eits, tapi tugas menjaga dan mendidik anak ini bukan hanya tugas untuk istri loh. Para suami WAJIB CATAT ini. Karena masih banyak para suami yang mempunyai pikiran bahwa menjaga dan mendidik anak itu sepenuhnya tugas istri. Tugas suami ya cari nafkah saja~
            Padahal nggak seperti ini.
            Anakpun butuh perhatian  dan kasih sayang dari ayahnya. Bila orang tua bertengkar hanya karena masalah sepele, (sang ayah yang nggak mau bantu urus anaknya), misalnya. Hal ini lagi-lagi akan berdampak kepada berkembang mental si anak. Bisa saja beberapa tahun ke depan si anak ini menjadi orang yang temperamental atau yang lainnya karena melihat perilaku orang tuanya yang bertantem.
Dari masalah itu, si istri bisa saja menjadi kesal karena suaminya tadi nggak mau membantunya untuk mengurus anak, istri bisa ngambek atau marah-marah terus. Nah apa jadinya kalau istri marah? Bisa-bisa anak dan suaminya nggak diurusin! Hihi. Serem kan.
            Maka dari itu, buat para suami SADAR DIRI! Karena posisi dan tanggung jawab kalian akan berbeda di saat masih SINGLE dan MENIKAH. Jangan samakan itu semua~
           
            Oke sok tua banget, terlalu nyinyir, padahal saya pun masih jomblo haha :P tapi saya pun resah melihat sikap orang tua yang nggak peduli sama anaknya~
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar