Selasa, 08 Desember 2015

Memantaskan 6

Pacaran



            Malam itu, disebuah kamar berukuran 4 x 6 meter, ada seorang adik kelasku yang bertanya tentang pacaran.
“Teh, aku mah sukanya sama si itu, tapi itunya nggak nembak-nembak aku.”
            “Nembak? Mati dong! Hahaha.” Aku nyengir kuda.
            “Ih teteh mah, aku serius. Bagaimana  biar dia peka sama aku, terus dia nyatain perasaannya ke aku. Kan kalau aku bilang duluan, malu, Teh.”
            Dasar anak muda (berarti gue sudah tua yah haha). Males sih sebenarnya kalau disuruh bahas pacaran (lagi) apalagi soal tembak-menembak (besok-besok latihan sama polisi atau tentara aja kalau mau nembak). Tapi yo mau bagaimana lagi, TERPAKSA :D
            “Teteh pernah pacaran?” Tanya gadis itu sambil tidur-tiduran memainkan andoridnya.
            “Pernah.”
            “Terus dulu biar ditembak sama cowok yang kita sukai bagaimana?”
            Wadezhing! Pertanyaannya…
            Gadis, dia adik kelasku. Kalau ditanya kenal dimana, yo aku ndak tau. Cuma kenal beberapa hari saja dalam sebuah trip ke sebuah tempat #halah. Tapi waktu beberapa hari itu, sudah bisa membuat kami akrab. Dia kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta.
            Malam itu dia sengaja menginap di kosanku, karena esok paginya akan bermain-main di kampusku. Namanya juga perempuan, kalau sudah ketemu dan bermalam ditambah nggak bisa tidur, yo saling bertukar cerita, atau bahasa kekiniannya saling curhat. Hehehe.
            Namun nggak untuk pertanyaan Gadis kali ini. Ketika membahas soal pacaran, rasanya sudah malas sekali. Sudah bukan zamannya lagi seumuranku untuk menghabiskan waktu dengan cara seperti itu.
“Terus ngapain, Teh kalau udah lulus?”
“Yo kerjalah, cari duit buat keliling dunia! Hahaha.”
Tapi topik malam itu cukup menggelitik batinku. Geli sih ketika Gadis mengajukan beberapa pertanyaan seputar pacaran. Seperti “Teteh dulu gimana kok bisa pacaran sama si itu?” atau “Teh, bagi tips dong biar doi bisa suka sama aku.”

Ah… Abang tolong adek… Adek nggak kuat, bang… Hahaha

Pada dasarnya, dalam Islam sendiri pun tak mengenal kata pacaran. Jika bertanya “lalu bagaimana kita bisa mengenal seseorang bila tak pacaran?” Nah, Islam pun mempermudah. Masih ada ‘taaruf’ untuk kita saling mengenal. Tapi ingat “Taaruf bukanlah modus pacaran syariah.”
Lantas bagaimana jika kita jatuh cinta? Ya banyak-banyak berdoa, hehe. Kalau sudah siap langsung lamar daripada disamber orang duluan :D
“Tapi kan, Teh, kalau kita nggak punya pacar, kita dibilang nggak gaul?”
“Terus? Pilih dibilang nggak gaul atau dosa? Hayooo.”
 “Ah Teteeeeh…”
Sudahlah, belajar saja dulu yang benar. Bahagiain orang tua dulu, jangan bahagiain pacar hehe.
So, masih ada manfaat pacaran? Islam kan? Tau dong kalau di Islam pun melarang umatnya untuk pacaran.
Yuk pergunakan waktumu untuk hal-hal yang lebih bermanfaat. Belajar yang benar untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri misalnya
Salam Cinta :D

Permata Hijau, 8 Desember 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar