Foto: Anak-anak di SDN Kamalaka Serang
Setiap
orang pastinya akan mengalami fase kehidupan seperti ini: bayi, anak-anak,
remaja, dewasa, menjadi orang tua, mempunyai cucu dan cicit.
Nah
untuk kali ini saya akan sedikit membahas fase kehidupan ketika kita menjadi
orang tua. Meskipun saya masih unyu-unyu seperti ini, tapi entah kenapa suka GEMESH
kalau melihat orang tua yang nggak peduli terhadap anaknya.
Fenomena
seperti ini sering saya lihat, entah itu di televisi atau pun pada kehidupan
nyata. Aah… Mengapa mereka bisa setega ini terhadap anak yang sejatinya Allah
titipkan. Dan kenapa juga saya bisa gemesh sendiri kalau melihat orang tua yang
masa bodo amat sama anaknya?
Padahal sejatinya Allah telah mengatur segalanya,
termasuk perihal tentang anak sebagaimana pada Q.S Ali Imran: 35 “(Ingatlah)
ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu,
apabila (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi
(kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu). Sungguh Engkaulah Yang Maha Mendengar,
Maha Mengetahui.”
Berdasarkan
ayat diatas, dapat kita lihat Istri Imran begitu berharap bahwa anaknya bisa
menjadi hamba yang mengabdi. Dijelaskan pula pada ayat berikutnya bahwa dia
memohon kepada Allah untuk melindungi anak dan cucunya dari gangguan setan yang
terkutuk.
Bila
pada zaman Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam saja sudah turun ayat yang
menjelaskan tentang menyayangi anak, lalu mengapa pada zaman sekarang masih ada
saja orang tua yang sama sekali nggak peduli terhadap anaknya?
***
Ayolah
para orang tua, buka mata, pikiran dan hati kalian!
Gagal
menjadi pengusaha itu nggak masalah, bisa diulang dan dicoba lagi. Tapi kalau
gagal dalam mendidik anak bagaimana? Apa bisa diulang? Tentu nggak! Dan mungkin
penyesalannya akan seumur hidup.
Mengapa
demikian? Sejatinya, anak-anak kita adalah asset masa depan kita. Indikator
keberhasilan anak bukan dinilai berdasarkan sudah seberapa kaya, sudah sehebat
apa, sudah menjadi apa atau lainnya yang mengedepankan materi yang begitu
melenakan. Bukan!
Orang
tua yang paham betul terhadap agama, tentu akan mengajarkan anaknya untuk
mendahulukan syariat daripada duniawi. Orang tua tentu tidak akan melakukan
hal-hal yang bisa membuat psikologi anak jadi tertekan. Mereka akan berusaha
untuk selalu menjaga dan menyenangkan hati anaknya, mengajarkan anak-anak untuk
menjadi anak yang sholeh dan sholehah karena kelak mereka berharap jika mereka
telah tiada, doa dari anak sholeh-lah yang tidak akan putus.
Sebagaimana hadist berikut “Jika seseorang
meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim No. 1631)
Tentunya
jika orang tua mengerti, maka sebisa mungkin mereka akan mendidk anak-anaknya
untuk menjadi anak yang sholeh. Dan untuk para ibu, nggak usah ragu-ragu untuk
berhenti bekerja dan mendidik anak-anak. Karena anak yang cerdas lahir dari ibu
yang cerdas.
*Aih…
Ngomong apa gue ini. Hahaha
Oke
lanjut!
Jadi
buat para orang tua, ayo jangan sia-siakan anak yang sudah Allah titipkan. Jaga
dan didik mereka supaya mereka bisa menjadi anak yang dibanggakan orang tua,
dan tentunya jadi anak yang sholeh.
Eits,
tapi tugas menjaga dan mendidik anak ini bukan hanya tugas untuk istri loh.
Para suami WAJIB CATAT ini. Karena masih banyak para suami yang mempunyai
pikiran bahwa menjaga dan mendidik anak itu sepenuhnya tugas istri. Tugas suami
ya cari nafkah saja~
Padahal
nggak seperti ini.
Anakpun
butuh perhatian dan kasih sayang dari
ayahnya. Bila orang tua bertengkar hanya karena masalah sepele, (sang ayah yang
nggak mau bantu urus anaknya), misalnya. Hal ini lagi-lagi akan berdampak
kepada berkembang mental si anak. Bisa saja beberapa tahun ke depan si anak ini
menjadi orang yang temperamental atau yang lainnya karena melihat perilaku
orang tuanya yang bertantem.
Dari
masalah itu, si istri bisa saja menjadi kesal karena suaminya tadi nggak mau membantunya
untuk mengurus anak, istri bisa ngambek atau marah-marah terus. Nah apa jadinya
kalau istri marah? Bisa-bisa anak dan suaminya nggak diurusin! Hihi. Serem kan.
Maka
dari itu, buat para suami SADAR DIRI! Karena posisi dan tanggung jawab kalian
akan berbeda di saat masih SINGLE dan MENIKAH. Jangan samakan itu semua~
Oke
sok tua banget, terlalu nyinyir, padahal saya pun masih jomblo haha :P tapi saya
pun resah melihat sikap orang tua yang nggak peduli sama anaknya~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar