Nikah
Untuk
kamu yang melulu meributkan perkara nikah, percayalah, kalian akan nikah pada
waktunya. -carissa-
Matahari mulai berpamitan kepada
bumi. Sebentar lagi, langit akan merubah warnanya menjadi gelap serta diterangi
cahaya bulan serta bintang-bintang yang bertaburan. Sunset! Entah, aku sangat
menyukai moment seperti ini. Melihat matahari terbenam yang kemudian berganti
menjadi gelap. Bukit belakang sekolah adalah tempat favoritku untuk melihat
fenomena alam seperti ini.
“Sha!” Rahmah membuyarkan lamunanku.
“Eh… Kenapa?”
“Jadi… kapan kamu nikah? Hehehe.”
Pertanyaan yang sederhana namun
cukup menohok batinku. Ah… Mengapa harus
pertanyaan ini dan mengapa yang mengajukannya harus sahabatku sendiri…
“Et… Ini bocah ditanyain diam saja.
Gimana sama yang kemarin taaruf? Cocok?”
“Ngg… Nggak kayanya. Hihi.”
“Loh kenapa?” Tanyanya heran.
“Ya bukan jodoh. Simpel kan?”
Pada dasarnya, jodoh masih tetap
menjadi rahasia sang Ilahi. Untuk kamu yang sudah berpacaran bertahun-tahun, bahkan
ada yang sudah bisa melunasi kredit rumah namun tetap saja, jika dia bukan
jodohmu, yowes good bye :D
Untuk kamu yang belum menikah,
jangan gusar dan cemas. Karena menikah itu bukanlah seperti balapan dan bukan
masalah siapa yang duluan dan siapa yang belakangan sampai garis finish.
Jika kita telah memperbaiki dan
memantaskan diri, hati sudah siap untuk membina rumah tangga dan materi pun
sudah ada, tapi kalau jodohnya belum ada, mau di kata apa. Masa mau nikah sama
mbe’ hehehe.
“Shaaaa! Ye ini bocah ngelamun bae.”
“Duh apalagi sih?” Tanyaku mulai
sebal.
“Terus sekarang gimana? Masih mau
mencari?”
“Istirahat dulu ya. Mamangnya cape.
Hahaha.” Jawabku mulai ngasal
“Huh!”
Kalau ditanya “emang lo nggak mau
nikah?” Duh siapa sih yang nggak mau menikah. Pada dasarnya menikah itu kan
menyempurnakan setengah dari agamanya. Nah siapa coba yang nggak mau kaya gitu.
Tapi kembali lagi ke pertanyaan “apakah udah siap menghabiskan waktu seumur
hidup dengan orang yang berbeda dari kita?”
Menikah bukan hanya karena alasan suka sama suka
saja, melainkan semuanya. Di mulai dari persetujuan orang tua, menyamakan visi
dan misi ke depan, dan tentunya saling menutupi kekurangan dan sama-sama
memperbaiki diri lagi.
Menikah tentu diperlukannya cinta, karena itu
merupakan pondasi utama dalam membangun rumah tangga. Bagaimana kita akan
menghabiskan seumur hidup dengan orang lain kalau kita tak cinta? Jika
berbicara soal cinta, tentunya kamu akan menerima segala kekurangan dan
kelebihan pasangannya masing-masing. Karena pada dasarnya jika kamu mencintai seseorang, kamu tak akan menuntut orang itu untuk
menjadi diri orang lain.
Biarkan saja pasanganmu itu tetap menjadi dirinya
sendiri, namun tugas kamu nanti yaitu sama-sama memperbaiki diri supaya dapat
meraih ridha-Nya. Ya, karena pada hakikatnya mencintai seseorang itu indah,
namun lebih indah lagi apabila kita ikut dicintai dengan orang yang kita cinta.
Duh… Jadi meleber ke mana-mana :D
Nah untuk kamu yang belum menemukan jodoh,
teruslah memperbaiki dan memantaskan diri. Karena jodoh kita merupakan cerminan
dari diri sendiri. Allah tak mungkin memberikan jodoh yang levelnya di atas
kamu atau di bawah kamu.
Untuk saat ini, perbanyaklah belajar ilmu agama.
Karena tugas kita kelak 5-10 tahun ke depan sebagai orang tua lebih berat dari
orang tua kita. Mengapa demikian? Lihat saja anak-anak zaman sekarang, sangat
berbeda dengan kita sewaktu anak-anak dulu. Nggak mau kan kalau nanti sang buah
hati terjadi apa-apa?
“Wooy berat omongan lu, Sha! Hahahah.”
“Ah biarin saja. Tapi benar kan apa yang aku
omongin?”
Pada
dasarnya orang yang ingin menikah bukan hanya memiliki cinta saja, tapi
memiliki ilmu agama untuk sama-sama mendidik anak-anak dan tentunya untuk
meraih surga-Nya.
|
Selamat mencari pasangan hidup. Percayalah jodoh
akan datang tepat waktu. Tak terlambat, namun tak terlalu cepat.
Cilegon, 12 Desember 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar