#Jodoh
“Sha!” Tegur Rahma padaku.
Ah… Lagi, aku tak mendengarkan
cerita Rahma. Entahlah, pikiran ini semakin kacau setiap detiknya. Tak bisa
membedakan mana yang harus dipikirkan dan mana yang tidak. Duh, Gusti… Maafkan
hamba-Mu ini.
Belakangan ini aku dan Rahma lagi
sibuk membahas jodoh. Tak tahu siapa yang memulainya. Mungkin semakin
bertambahnya umur, semakin pula kami membutuhkan sosok itu. Ah… Tapi apakah
kami sudah pantas dan siap untuk bertemu dengan seseorang itu?
“Hahaha…” Tawa Rahmah setelah
mendengar ide gilaku.
Gila. Sinting. Apapun itu. Aku yang
semakin muak mendengar pertanyaan “kapan nikah” atau “sudah ada yang lamar
belum, kan bentar lagi mau wisuda.” Shut
up! Orang-orang yang seperti itu yang membuatku berpikir seperti ini.
Pada dasarnya, mencari teman seumur
hidup itu tak segampang mencari pacar. Jelas beda dong antara mencari
pendamping hidup dan pacar. Belum tentu juga kamu yang sudah pacaran
bertahun-tahun akan sampai menikah. Lain halnya dengan pendamping hidup, cara
menjemput jodoh yang baik ya dengan taaruf. Jika ada kecocokan segera menikah.
Duh jadi meleber ke mana-mana. Haha
“Gue mau buka biro jodoh aja deh,
Ma.” Bisikku yang membuat Rahma tertawa terpingkal-pingkal.
Ide konyol itu keluar seketika
melihat sahabat kecilku patah hati karena diputusin pacarnya. Kasihan dia.
Pacaran lima tahun, ujung-ujungnya diputusin hanya karena pacar barunya punya
mobil sedangkan sahabat kecilku itu hanya bermodalkan motor.
“Loh kenapa? Ada yang salahkah?”
Tanyaku bingung. “Niat gue kan baik. Kan kita bisa dapat pahala kalau
menjodohkan orang, apalagi kalau berhasil sampai menikah.” Cengirku ke Rahmah.
“Dasar Sableng!”
Aku pun tak tahu mengapa bisa
berpikiran seperti itu. Efek keseringan melihat mereka yang tersakiti, mungkin.
Atau karena aku sendiri yang pernah tersakiti. Haha. Ah… Apapun itu, perihal
menjemput jodoh tetap bukan hal yang mudah.
Melihat berbagai fenomena manusia,
tak jarang mereka menginginkan jodoh yang baik. Hmm… tapi apakah mungkin kita
bisa mendapatkan wanita sholehah atau laki-laki sholeh sedangkan diri kita saja
masih arrogant?
“Tapi itu buktinya alm. Uje bisa
mendapatkan hatinya mba Pipit?” Tanya Rahma perihal memantaskan diri.
Aih iya… Seingatku sebelum bertemu
mba Pipit, alm. pencandu berat narkoba, bukan? Hmm… Semuanya kembali ke niat
kita. Mungkin ketika kita jatuh cinta kepada seseorang dan tahu ia adalah orang
baik-baik, pasti kita akan berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi orang itu.
Bagaimana pun, kita ingin membahagiakan pasangan kita. Kelak bisa bersama-sama
menuju Jannah-Nya.
Lagi, semuanya kembali ke diri kita.
Batinku.
Tiba-tiba aku teringat pada seorang
teman yang telah sukses menjalani taaruf. Ada sedikit rasa bangga ketika mereka
berhasil melaksanakan proses taaruf. Bermodalkan proposal cinta, akhirnya
mereka menikah. Duh… sempat iri juga dengan dia.
Woho… Bisa-bisa otakku abis
digrogoti semut hanya karena memikirkan hal yang rumit seperti ini.
Rumit? Bentar. Sepertinya perihal
jodoh tak serumit yang kubayangkan. Dari berbagai bacaan yang sudah kutelan,
jodoh itu merupakan cerminan dari diri kita sendiri. Jadi kalau ingin
mendapatkan jodoh yang baik, yo perbaiki diri sendiri dan pantaskan dirimu.
Sudah pantaskah menjadi imam di keluarga? Atau sudah pantaskah menjadi ibu
untuk mendidik anak-anak agar mereka jadi anak yang sholeh dan sholehah?
“Terus cara mendapatkan jodoh yang
benar itu bagaimana. Sha?” Tanya Rahma dengan menatapku begitu serius.
“Muka lo serius banget! Hahaha.” Aku
mencoba mencairkan suasana terlebih dahulu. “Gampang kok. Koreksi diri lo,
apakah sudah pantas atau belum. Perbaiki ibadah, rajin-rajin shalat dan puasa
sunah. Perbanyak sedekah. Jalin silaturahmi dan yang terakhir jelas terus
berdoa agar dipermudah jodohmu.”
“Wets. Kesurupan apa lo tiba-tiba
jadi bener gini otaknya?”
“Bukan kesurupan, tapi mungkin
karena bosen liat lo jomblo terus! Hahaha” Tawaku sembari meninggalkan Rahma
yang masih cemberut.
Iya, menjemput jodoh itu bukan
perkara yang rumit ko. Hanya butuh kesabaran saja. Toh kalaupun sampai sekarang
masih jomblo nggak usah galau ala ABG labil segala. Mungkin Allah sedang
menunggumu berubah menjadi lebih lagi. Nggak usah khawatir kalau berpikiran
nggak dapat jodoh ketika ada pembagian jodoh. Hehehe. Kan jodoh sudah ditulis
oleh-Nya sebelum kita dilahirkan. Kalem aja.
Ciputat, 4 Agustus 2015
aku kau dan kua haaah
BalasHapusCieee titin
HapusUdh jgn cri pcr lg. Cari jdh aja 😊
Pacaran mah cm bkib sakit hti hahaha