Sabtu
pagi sekitar pukul 09.30 WIB, saya, Ka Melly dan Mba Atik datang ke RSCM.
Terasa suasana yang begitu beda ketika memasuki salah satu ruangan di gedung A
tersebut, ruangan anak-anak. Begitu tenang, namun seperti ada rasa ngeri
sekaligus iba membayangkan anak-anak yang tak berdosa harus mengidap penyakit
yang bukan penyakit sepele.
Ruangan
pertama kami masuki. Saat itu ada sekitar tujuh orang anak yang berada
diruangan tersebut. Kami langsung menawarkan untuk menceritakan dongeng kepada
anak-anak yang terjaga. Saat itu saya kebagian untuk bercerita kepada salah
satu anak yang ranjangnya berada di ujung ruangan, dekat dengan jendela. Kalau
nggak salah namanya Romi. Entah saya tak bertanya si anak sakit apa. Tapi saat itu badannya mulai kurus dan tak ada sehelai rambutpun di kepalanya.
Berbagai macam buku cerita saya tawarkan, namun dia lebih memilih salah satu buku yang kebetulan saya dapatkan dari BPH FLP Ciputat. Buku itu berisi tentang macam-macam hewan yang tersembunyi dibalik kertas. Bukunya cukup unik, untuk mengetahui hewan tersebut, si anak harus menariknya terlebih dahulu. Dan terlihat Romi begitu antusias untuk mengetahui hewan apa yang bersembunyi. Sampai akhirnya dia meminta buku tersebut, saya tukar dengan boneka jari, dia nggak mau.
Berbagai macam buku cerita saya tawarkan, namun dia lebih memilih salah satu buku yang kebetulan saya dapatkan dari BPH FLP Ciputat. Buku itu berisi tentang macam-macam hewan yang tersembunyi dibalik kertas. Bukunya cukup unik, untuk mengetahui hewan tersebut, si anak harus menariknya terlebih dahulu. Dan terlihat Romi begitu antusias untuk mengetahui hewan apa yang bersembunyi. Sampai akhirnya dia meminta buku tersebut, saya tukar dengan boneka jari, dia nggak mau.
Salah satu buku yang diminta sang anak
Kemudian diruangan berikutnya saya
menemui seorang anak berumur enam tahun. Namanya saya lupa, dia baru beberapa
bulan terakhir mengidap leukimia sehingga harus transfusi darah beberapa
kantong dan diambil sampel sum-sum tulang belakangnya. Orang tua anak itu
begitu antusias ketika kami menawarkan buku untuk diceritakan. Saya menawarkan
mau dibacakan oleh saya, orang tuanya atau baca sendiri. Ternyata si anak lebih
suka untuk membaca sendiri, karena dia memang lagi senang-senangnya membaca.
Sang ibu sampai bertanya “ini buku disewakan? Kami harus membayar?” Saya jawab
“Ini hanya dipinjamkan beberapa menit saja, Bu.” Namun sang anak sepertinya
begitu menginginkan sebuah bacaan, kemudian saya tanyakan kepada Ka Melly “ada
buku yang dikasih nggak kak?” Akhirnya dari KPBA memberikan sebuah majalah
anak.
Diakhir waktu, kami membagikan
beberapa buah buku kepada anak-anak yang begitu antusias untuk membaca, atau
orang tuanya yang ingin membacakan buku kepada anaknya. Dan mereka menerimanya
dengan senang hati.
Thank you KPBA...
Cilegon,
9 Agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar