Agustus
2017 yang lalu, saya dan teman-teman yang pernah mengikuti Kelas Inspirasi
Lebak merencanakan untuk mengikuti Kelas Inspirasi berikutnya d kota lain. Saat
itu pilihan jatuh di Kelas Inspirasi Garut.
Motivasi
kami saat itu bukan sekedar untuk mengikuti Kelas Inspirasi Garut saja, namun
untuk jalan-jalan. Hehe. Dengan beberapa orang yang sudah terpilih, akhirnya
kami memutuskan untuk pergi ke Papandayan setelah hari inspirasi selesai.
Papandayan, mungkin
untuk sebagian orang nama tersebut sudah tidak asing lagi terdengar. Yups,
Papandayan merupakan salah satu gunung yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa
Barat, tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Dengan ketinggian kurang lebih 2665
Mdpl.
Tim KI Holiday
Saat itu hanya sekitar
enam orang saja yang akan pergi ke Papandayan. Namun semakin dekat dengan
harinya, maka jumlah orang yang akan berangkat naik jadi dua kali lipat.
Sabtu, 5 Agustus 2017,
tepat pukul 14.00 WIB beberapa dari kami sudah berkumpul di Alun-alun Garut.
Walau dengan muka lelah setelah menginspirasi adik-adik di Sekolah Dasar, namun
kami tetap semangat. Karena pada dasarnya niat ke Papandayan lebih besar
daripada niat ikut Kelas Inspirasi Garut. Hahaha.
Setelah mengurus
penyewaan alat-alat mulai dari tenda, sleeping bad, matras dan lain-lain, tepat
pukul 16.00 WIB kami berangkat. Saat itu kami berangkat menggunakan kendaraan
pribadi. Dua mobil dan satu motor. Perjalanan sore itu terasa cepat. Kurang
dari dua jam kami semua sudah berkumpul di pintu masuk Papandayan.
Saat kami mengurus
administrasi, kata salah satu teman, setelah Papandayan dikelola oleh swasta,
tiket masuk yang semula hanya Rp. 15.000 sekarang naik menjadi Rp. 30.000 dan
tiket kemping yang semula Rp. 30.000 pertenda sekarang naik menjadi Rp. 35.000
per orang. Sehingga menurut pengelola Gunung Papandayan, jumlah pendaki turun
drastis mencapai 70%.
Setelah melakukan
pengurusan administrasi, akhirnya kami berangkat sekitar pukul 19.00 WIB.
Mendaki saat malam hari, tak semudah saat siang hari. Hari yang sudah gelap,
memaksa kita untuk lebih hati-hati lagi terhadap jalan yang ditapaki. Sumber
cahaya hanya senter yang kami bawa masing-masing.
Karena dari awal kami
menamakan perjalanan ini dengan nama “camping ceria”, jadi kami harus membuat
perjalan seceria mungkin agar perjalan tidak terasa capek dan melelahkan. Setelah
melalui berbagai macam cobaan, main tebak-tebakan sepanjang jalan, berhenti
sebentar dan sempat ngopi di salah satu warung, akhirnya pada pukul 22.30 WIB
kami sampai di Pondok Salada. Dari awal kami sudah memutuskan camping di Pondok
Salada, sebelum besok kami menuju Hutan Mati.
Menjelang larut malam
suhu di Pondok Salada semakin dingin. Saat awal kami menjajakkan kaki suhu
masih sekitar 14 derajat celcius. Dan pada pukul 03.00 WIB sampai pukul 05.00
WIB suhu turun drastis mencapai 4 derajat celcius. Gak usah ditanya rasanya
seperti apa, cukup dibayangkan aja. Hehe.
Pondok Salada pagi
menjelang subuh, mulai terlihat beberapa tenda disekeliling tenda kami berdiri
dan ada beberapa toilet umum. Toilet di gunung? Iya awalnya saya juga heran,
kok ada toilet di gunung, karena dulu ketika pertama kali naik gunung ke Gunung
Gede Pangrango, jangankan toilet, cari air bersih aja susah. Tapi begitulah
keadaan Gunung Papandayan sekarang, sehingga bisa dijadikan tempat rekreasi.
Onet mengejar sunrise
Setelah mengejar
sunrise di Hutan Mati dan memasak ala-ala makanan gunung, kami memutuskan untuk
kembali ke kota asal. Perjalanan pulang kami melalui Hutan Mati, track yang
berbeda ketika kami datang. Sebenarnya track menuju Hutan Mati jauh lebih
pendek dari pada track ke Pondok Salada. Namun karena kami mendaki saat malam
hari, kami tidak diizinkan melalui track Hutan Mati. Dan track Hutan Mati
memang tidak recommended untuk track naik, karena sangat terjal dan licin.
Tim Dapur
Akhirnya tepat pukul
13.30 WIB kami sampai juga di area parkir Gunung Papandayan .Benar-benar
perjalanan yang sangat luar biasa. Teman baru, suasana baru dan pengalaman
baru, hari itu kami dapatkan semuanya.
Terima kasih untuk tim
Kelas Inspirasi Holiday. See you di Holiday berikutnya. (carissa)
Tulisan ini pernah di pos sebelumnya di http://koranrumahdunia.com/2017/08/20/meninggalkan-jejak-di-papandayan/